Al-Quran Media-Ayat ini menerangkan bahwa generasi kaum Muslimin yang datang kemudian, setelah berakhirnya generasi Muhajirin dan Anshar sampai datangnya hari Kiamat nanti berdoa kepada Allah, yang artinya, “Wahai Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara kami seagama yang lebih dahulu beriman daripada kami.”
Doa untuk Mempererat Tali Persaudaraan
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Doa latin:“Robbanaghfirlanâ wa li ikhwâninalladzîna sabaqûna bil îmâni walâ taj’al fî qulûbinâ ghillan lilladzîna âmanû robbanâ innaka ro’ûfur rohîm”
Artinya:“… Ya, Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya, Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Hasyr [59]: 10).
Penjelasan doa
Ada beberapa hal yang dapat diambil dari ayat ini, yaitu
(1) jika seseorang berdoa, maka doa itu dimulai untuk diri sendiri, kemudian untuk orang lain,
(2) kaum Muslimin satu dengan yang lain mempunyai hubungan persaudaraan, seperti hubungan saudara seibu-sebapak. Mereka saling mendoakan agar diampuni Allah segala dosa-dosanya, baik yang sekarang, maupun yang terdahulu, dan
(3) kaum Muslimin wajib mencintai para sahabat Rasulullah Saw. karena mereka telah memberikan contoh dalam berhubungan baik dengan sesama manusia.
Jika seseorang ingin hidupnya bahagia di dunia dan di akhirat, hendaklah mencontoh hubungan persaudaraan yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan Anshar itu.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa hubungan orang yang sedang berhijrah dan penduduk negeri yang menerima mereka dapat menimbulkan hubungan persaudaraan yang kuat di antara manusia, asal dalam hubungan itu terdapat unsur-unsur ke- imanan, keikhlasan, dan tolong menolong seperti yang telah dilakukan kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
Dalam situasi ini terdapat kesempatan yang paling banyak bagi seorang mukmin untuk melakukan berbagai perbuatan yang membentuk sifat- sifat takwa dan diridhoi Allah.
Ibnu Abi Laila berkata, “Manusia terbagi kepada beberapa tingkatan, yaitu tingkatan Muhajirin, tingkatan Anshar, dan tingkatan generasi sesudahnya yang selalu mengikuti jejak Muhajirin dan Anshar. Oleh karena itu, hendaknya kita berupaya agar dapat masuk ke dalam salah satu dari tiga tingkatan ter- sebut.”
Kemudian disebutkan lanjutan doa orang-orang yang ber- iman itu, yang artinya, “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau timbulkan dalam hati kami rasa dengki kepada orang-orang yang beriman.” Rasa dengki dan dendam adalah sumber segala ke- jahatan dan maksiat yang mendorong orang berbuat kebinasaan, kezaliman, dan menumpahkan darah di muka bumi.
Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang yang ter- sebut dalam ayat ini mengatakan bahwa Allah Maha Penyayang kepada para hamba-Nya dan banyak melimpahkan rahmat-Nya.
Oleh karena itu, mereka memohon agar Dia memperkenankan doa-doa mereka.
Doa yang dipanjatkan oleh generasi sesudah sahabat itu mengajarkan bahwa kaum muslimin hendaknya selalu meng- hormati generasi terdahulu dan tidak benci atau iri atas ke- utamaan yang mereka peroleh.
Dalam konteks ayat ini, keutamaan yang diperoleh sahabat-sahabat Nabi terdahulu itu adalah karena mereka dapat bertemu dan dibimbing langsung oleh beliau Saw., satu kehormatan yang tidak mungkin diperoleh oleh generasi sesudah mereka.
Memang, kita dapat memahami pendapat yang menyatakan bahwa pujian di atas tertuju kepada kelompok, dan ini tidak harus dipahami bahwa setiap anggota kelompok menyandang sifat-sifat terpuji itu. Mereka pun memiliki peringkat-peringkat, tetapi secara umum kita tetap harus menghormati mereka, mengakui ke- jujuran dan ketulusan mereka.
Itulah doa tentang permohonan Mempererat Tali Persaudaraan, semoga bermanfaat
Referensi:
M. Mas’udi Fathurrohman Berdoa dengan ayat al-Quran