Penulis: Zulfa Nur Khalista, Mahasiswa IPS 2023 IAIN Ponorogo
Al-Qur’an Media – Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam yang dianggap sebagai wahyu Allah SWT. Selama berabad-abad, Al-Qur’an telah menjadi sumber inspirasi, petunjuk, dan pedoman bagi jutaan umat Muslim di seluruh dunia. Salah satu aspek penting dalam mempelajari Al-Qur’an adalah memahami kaidah penulisan yang digunakan untuk menyusun naskah-naskah Al-Qur’an yang autentik.
Dalam konteks ini, Rasm Utsmani memainkan peran yang sangat penting. Rasm Utsmani merujuk pada sistem penulisan Al-Qur’an yang dikembangkan pada masa Utsman bin Affan, Khalifah ketiga dalam sejarah Islam. Rasm Utsmani menjadi standar penulisan Al- Qur’an yang diadopsi secara luas dan digunakan hingga saat ini.
Artikel ilmiah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang Rasm Utsmani dan pentingnya mempelajari kaidah penulisan Al-Qur’an. Dalam artikel ini, kami akan menggali sejarah Rasm Utsmani, prinsip-prinsip dasar yang mendasarinya, serta pentingnya memahami dan menghormati kaidah-kaidah ini dalam mempelajari dan menghafal Al-Qur’an.
Pengertian Rasmm Al-Qur’an
Rasmberasal dari katarasama,yarsamu, rasma,yang berarti menggambar atau melukis. Katarasm ini juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang resmi atau menurut aturan. Jadi rasm berarti tulisan atau penulisan yang yang mempunyai metode tertentu. Adapun yang dimaksut rasm dalam artikel ini adalah pola penulisan Al-Qur’an yang digunakan Usma bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan al-Qur’an.
Secara terminologi terdapat beberapa interpretasi, diantaranya dari hasil penelitian Puslitbang Lektur Keagamaan Departemen Agama RI, istilah Rasm ,Utsmani diartikan sebagai cara penulisan kalimat-kalimat Al-Qur‟an yang telah disetujui oleh sahabat Utsman bin Affan pada waktu penulisan mushaf. Definisi senada juga dikemukakan Manna‟ al-Qattan, Rasm Utsmani merupakan pola penulisan Al-Qur‟an yang lebih menitik beratkan pada metode (thariqah)tertentu yang dipergunakan pada waktu kodifikasi mushaf AlQur‟an di zaman Khalifah Utsman yang dipercayakan kepada Zaid bin Tsabit bersama tiga orang Quraisy yang disetujui Utsman
Sejarah Rasm Utsmani
Pada mulanya mushaf para sahabat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya mereka mencatat wahyu AlQur‟an tanpa pola penulisan standar, karena umumnya dimaksutkan hanya untuk kebutuhan pribadi, tidak direncanakan akan diwariskan kepada generasi sesudahnya. Di zaman Nabi saw, Al-Qur‟an ditulis pada benda-benda sederhana, seprti kepingan kepingan batu, tulangtulang kulit unta dan pelepah kurma. Tulisan AlQur‟an ini masih terpencar-pencar dan belum terhimpun dalam sebuah mushaf dan disimpan dirumah Nabi saw. Penulisan ini bertujuan untuk membantu memelihara keutuhan dan kemurnian Al- Qur‟an.
Di zaman Abu Bakar, Al-Qur‟an yang terpancar-pancar itu di salin kedalam shuhuf (lembaran lembaran). Penghimpunan Al-Qur‟an ini dilakukan Abu Bakar setelah menerima usul dari Umar bin al-Khattab yang khawatir akan semakin hilangnya para penghafal Al- Qur‟an sebagaimana yang terjadi pada perang yamamah yang menyebabkan gugurnya 70 orang penghafal AlQur‟an. Karena itu, tujuan pokok dalam penyalinan Al-Qur‟an di zaman Abu Bakar masih dalam rangka pemeliharaan agar jangan sampai ada yang terluput dari Al- Qur‟an.
Di zaman khalifah Usman bin Affan, AlQur‟an disalin lagi kedalam beberapa naskah. Untuk melakukan pekerjaan ini, Utsman membentuk tim 4 yang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah Ibn Az-Zubair, Saad Ibn al-Ash, dan Abd al-Rahman Abd al_harits. Dalam kerja penyalinan AlQur‟an ini mereka mengikuti ketentuanketentuan yang disetujui oleh Khalifah Usman. Diantara ketentuan-ketentuan itu adalah bahwa mereka menyalin ayat berdasarkan riwayat mutawatir, mengabaikan ayat-ayat Mansukh dan tidak diyakini dibaca kembali dimasa hidup Nabi saw. Tulisannya secara maksimal maupun diakomodasi ira‟at yang berbeda-beda, dan menghilangkan semua tulisan sahabat yang tidak termasuk ayat Al-Qur‟an.
Para penulis dan para sahabat setuju dengan tulisan yang mereka gunakan ini. Para ulama menyebut cara penulisannya ini sebagai rasm al-Mushaf. Karena cara penulisan disetujui oleh Usman sehingga sering pula dibangsakan oleh Usman. Sehingga mereka sebut rasm Usman atau rasm al-Usmani. Namun demikian pengertian rasm ini terbatas pada mushaf oleh tim 4 di zaman Usman dan tidak mencakup rasm Abu Bakar pada zaman Nabi saw. Bahkan,Khalifah Usman membakar salinansalinan mushaf tim 4 karena kawatir akan beredarnya dan menimbulkan perselisihan dikalangan umat Islam.
Rumus Rasm Utsmani
- Hadzf Kaidah Al-Hadzf (ف˚حذ)
ال (adalah kaidah yang membuang huruf. Di dalam penulisan al-Quran terdapat beberapa huruf yang dibuang dengan mengikuti kaidahhadzf. Adapun hurufhuruf yang dibuang ada 5 yaitu alif, wawu, ya’, lam, dan nun. Contoh alif yang dibuang ص ِاد ِق ´ين´-صد ِق ´ين ´
Contoh wawu yang dibuang
ن ّل
ُو ست´
– ´ي ّل
ست´ ُوون
Contoh ya’ yang dibuang
َّل
˚عبُدُو ِن ل ´ي
ل ´ي ˚عبُدُو ِني إِ َّل –
Contoh lam yang dibuang
واللَ ˚يل – والَ ˚يل
Contoh nun yang dibuang
تنجي – نجي
- Ziyadah
Kaidah yang kedua adalah Az-Ziyadah )الزيادة( Yang dimaksud dengan ziyadah adalah menambahkan huruf. Adapun huruf yang ditambah bisa berupa alif, wawu, dan ya’. Berikut masing-masing contohnya:
Contoh alif tambahan
ع ´و ل´ن
ل´ن – ت´د˚ عوا
˚د´ن
Contoh wawu tambahan
أولئك – اليك
tambahan ya’ Contoh نَ ´بإِي – نَ ´با
- Hamzah
Penulisan hamzah juga memiliki kaidah tersendiri dalam Rasm Utsmani. Setidaknya penulisan hamzah terbagi menjadi 4 bentuk yaitu alif, wawu, ya’, dan tanpa bentuk. Berikut masing-masing contohnya
Hamzah berbentuk alif
أ ˚ن ´ع ˚مت – أ´ ˚ن ´ع ˚مت
Hamzah berbentuk wawu شفعو
Hamzah berbentuk ya’
˚و ´م ِئ „ذ
Hamzah tidak berbentuk (diberi tanda baca kepala ain)
جا ´ء – جا ´ء
- Badal
Yang dimaksud dengan badal )البدل( adalah mengganti huruf. Salah satu contoh kaidah badal adalah mengganti alif dengan wawu, mengganti nun taukid dengan alif, dan lain-lain. Adapun contohnya adalah
Mengganti alif dengan wawu
صلوة – صالة
Mengganti nun taukid dengan alif
إذا – إذن
- Washl wa Fashl
Kaidah Washl dan Fashl adalah mengenai cara penulisan disambung atau terpisah. Terdapat beberapa kata yang kadang disambung dan kadang dipisah. Berikut contoh-contohnya
م َما – ما م ˚ن
أ´ َم ˚ن – م ˚ن أ´ ˚م
بِئ˚س ´ما
- Afaz Yang memiliki 2 qiraat
Kaidah terakhir adalah apabila sebuah kata (lafaz) memiliki lebih dari satu macam bacaan maka dipilih yang masyhur atau dipilih salah satunya. Adapun salah satu contohnya adalah sebagai berikut
ملك
Kata di atas terdapat dalam QS Al-Fatihah ayat 4 dan memiliki 2 model bacaan yaitu bisa )ملك ( dan )مالك( maka dipilih salah satu yaitu kata )ملك( karena secara rasm masih bisa mewakili keduanya.
Dalam penulisan Al-Qur’an, Rasm Utsmani atau pola penulisan Utsmani memiliki peran yang sangat penting. Rasm Utsmani mengacu pada kaidah atau aturan yang digunakan dalam penulisan Al-Qur’an sesuai dengan pola penulisan yang ditetapkan pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Pola penulisan Utsmani ditandai oleh beberapa karakteristik khusus, seperti penggunaan huruf-huruf Arab yang khas, penulisan tanpa tanda baca, dan penulisan tanpa tanda harakat (tanda baca untuk vokal). Pola ini memberikan keseragaman dan kekonsistenan dalam penulisan Al-Qur’an, sehingga memudahkan umat Islam dalam membaca dan mempelajarinya.
Kaidah penulisan Al-Qur’an juga melibatkan prinsip-prinsip tajwid, yaitu aturan-aturan yang mengatur cara membaca Al-Qur’an dengan benar. Tajwid membantu dalam pengucapan yang tepat, intonasi yang benar, dan penekanan yang sesuai pada setiap huruf dan kata dalam Al-Qur’an.
Dalam mempelajari Rasm Utsmani, penting untuk memahami dan menghormati keaslian dan keutamaan Al-Qur’an sebagai kitab suci. Penggunaan Rasm Utsmani dalam penulisan Al-Qur’an juga menjadi salah satu bentuk pelestarian warisan budaya Arab dan bahasa Arab itu sendiri.
Dengan memahami kaidah penulisan Al-Qur’an, umat Islam dapat lebih mendalam dalam mempelajari, memahami, dan menghafal Al-Qur’an. Kaidah penulisan ini juga membantu dalam menjaga kesatuan dan keotentikan Al-Qur’an yang telah terjaga sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Moenawir Khalil, aQur’an dari masa kemasa (Cet. IV; Sooh:CV RAmdani, 1985)
Mira Shodiqoh ILMU RASM QURAN STIT Makhdum Ibrahim Tuban Tadris, Volume13/No.1/Tahun2019
Ulumul al-Qur’an dalam Mardan, Al-Qur’an Sebuah Pengantar Memahami al-Qur’an secara Utuh, (Jakarta: Pustaka Mapan, 2009)