Penulis: Gesang Hayusiwi, Mahasiswa IPS 2023 IAIN Ponorogo
Al-Qur’an Media – Para penulis wahyu Alquran dari sahabat-sahabat terkemuka yang diangkat sebagai sekretaris, seperti Ali bin Abi thalib ra, Muawiyah ra, ‘Ubai bin K’ab ra. Dan Zaid bin Tsabit ra. Setiap ada ayat turun, Nabi memerintahkan mereka untuk menulisnya dan menunjukkan tempat ayat tersebut dalam surah, bukan hanya pada lempengan tempat menulis harus tersusun sesuai dengan surah yang ditunjukkan pada Nabi, tetapi juga disampaikan pada sahabat ayat yang turun itu dalam hapalan sahabat dimasukkan pada surah yang ditunjuk, jadi ada kecocokan antara hapalan dengan bukti fisik dari ayat yang tertulis. sehingga penulisan pada lembar itu membantu penghafalan didalam hati.Disamping itu sebagian sahabat juga menuliskan Alquran yang turun itu atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintah oleh Rasulullah saw. Mereka menuliskannya pada pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Zaid bin Sabit ra. berkata,”Kami menyusun Alquran dihadapan Rasulullah pada kulit binatang.” Ini menunjukkan betapa besar kesulitan yang dipikul para sahabat dalam menulis Qur’an. Alat-alat tulis tidak cukup tersedia bagi mereka, selain sarana-sarana tersebut. Dan dengan demikian, penulisan Qur’an ini semakin menambah hafalan mereka.
Selain itu malaikat Jibril as membacakan kembali ayat demi ayat Alquran kepada Rasulullah saw.pada malam-malam bulan Ramadan pada setiap tahunnya. Abdullah bin Abbas ra. berkata,”Rasulullah adalah orang paling pemurah dan puncak kemurahan pada bulan Ramadan, ketika ia ditemui oleh malaikat Jibril as. Nabi saw.ditemui oleh malaikat Jibril as setiap malam, dimana Jibril membacakan Alquran kepada beliau, dan ketika itu Nabi saw.sangat pemurah sekali.” Para sahabat senantiasa menyodorkan Alquran kepada Rasulullah saw.baik dalam bentuk hafalan maupun tulisan. Tulisan-tulisan Alquran pada masa Nabi tidak terkumpul dalam satu mushaf, yang ada pada seseorang belum tentu dimiliki orang lain.Para ulama telah menyampaikan bahwa segolongan dari mereka, diantaranya Ali bin Abi Thalib ra, Muaz bin Jabal ra, Ubai bin Ka’ab ra, Zaid bin Sabit ra. dan Abdullah bin Mas’ud ra. telah menghafalkan seluruh isi Alquran dimasa Rasulullah. Dan merekamenyebutkan pula bahwa Zaid bin Sabit ra. adalah orang yang terakhir kali membacakan Al quran dihadapan Nabi.Kemudian Rasulullah saw.berpulang ke rahmatullah disaat Alquran telah dihafal oleh ribuan para shahabat dan tertulis dalam mushaf dengan susunan seperti disebutkandiatas. Tiap ayat-ayat dan surah-surah dipisah-pisahkan, atau diterbitkan ayat-ayatnyasaja dan setiap surah berada dalam satu lembar secara terpisah dalam tujuh huruf. Tetapimemang benar bahwa Alquran belum lagi di jilid dalam satu mushaf yang menyeluruh.Sebab Rasulullah saw.masih selalu menanti turunnya wahyu dari waktu ke waktu.
Dengan demikian terdapatlah di masa Rasulullah Saw tiga unsur yang saling terkait dalam pemeliharaan al-Qur’an yang telah diturunkan, yaitu: Hafalan dari mereka yang hafal al-Qur’an, Naskah-naskah yang ditulis untuk nabi, dan naskah-naskah yang ditulis oleh mereka yang pandai menulis dan membaca untuk mereka masing-masing.
Setelah para penghafal dan menguasai dengan sempurna, para hafizh (penghafal ayat-ayat al-Qur’an) menyebarluaskan apa yang telah mereka hafal, mengajarkan-nya kepada anak-anak kecil dan mereka yang tidak menyaksikan saat wahyu turun, (Abdullah al-Zanjani, 2000) baik dari penduduk Makkah maupun Madinah dan daerah sekitarnya. Penulisan ayat-ayat al-Qur’an dilakukan serta diselesaikan pada masa nabi Muhammad yang merupakan seorang Arab, Pertanggung jawaban isi Al-Qur’an berada pada Allah, sebab kemurnian dan keaslian Al-Qur’an dijamin oleh Allah. Sementara itu sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa transformasi Al-Qur’an menjadi teks saat ini tidak diselesaikan pada zaman nabi Muhammad, melainkan proses penyusunan Al-Qur’an berlangsung dalam jangka waktu lama sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga Khalifah Ustman Bin Affan.
Dari beberapa pembahasan yang telah dikemukakan adalah: 1) Al-Qur’an sebagai kalam Allah yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad Saw untuk disampaikan kepada umat telah dijamin langsung oleh Allah akan keotentikannya. 2) Penulisan al-Qur’an telah dimulai sejak masa Rasulullah Saw masih hidup. Cara penulisan Alquran pada masa rasulullah adalah dengan mengangkat beberapa orang penulis yang dianggap mahir dan dipercaya oleh Nabi. Pada zaman Nabi SAW, Alquran masih ditulis pada pelepah kurma, papan, kulit binatang, tanah keras, batu dan lain-lain. Penulisannya di berbagai media yang merupakan hardkopy dari ayat yang dibacakan oleh Nabi saw.sekaligus juga dihafalkan ayat tersebut dalam hati.
DAFTAR PUSTAKA
Ulumul al-Qur’an dalam Mardan, Al-Qur’anSebuah Pengantar Memahami al-Qur’an secara Utuh, (Jakarta: Pustaka Mapan, 2009) 68
Abidin S, Zainal, Seluk Beluk Al-Qur’an, Cet. I, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Al-Zanjani, Abdullah, Sejarah Al-Qur’an, Penerj. Kamaluddin Marzuki, A. Qurtubi Hasan, Cet.I, Jakarta: Hikmah, 2000.