Surat Al Kafirun
Surat Al Kafirun adalah surat yang menjelaskan tentang larangan sinkretisme agama. Sinkeritisme agama ini adalah suatu paham yang mencampur aduk atau menggabungkan ajaran-ajaran agama.
Dalam Islam paham seoerti ini di tolak dan di larang. Hal ini di dasarkan kepada surat Al Kafirun ini yang pada mulanya surat ini di turunkan untuk menolak ajak kaum Quraish yang mengajak umat Islam untuk beribadah secara bergantian dengan mengakomodir ajaran-ajaran agama lain.
Surat Al Kafirun Artinya dan Terjemahannya
Surat Al-Kafirun dan Terjemahan
قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ
Artinya : “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir.”
لَآ أَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُونَ
Artinya : “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.”
وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ
Artinya : “Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.”
وَلَآ أَنَا۠ عَابِد مَّا عَبَدتُّمۡ
Artinya : “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.”
وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ
Artinya : ” dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.”
لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ
Artinya : “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku”
Asbabun Nuzul Al Kafirun
Asbabun nuzul ayat ini yaitu merespon kafir Quraish yang mengajak Rasulullah saw. untuk menyembah tuhan mereka selama setahun dan mereka juga akan menyembah Tuhan Muhammad saw. selama setahun, dengan demikan Allah swt. menurunkan surah tersebut.
Menurut penulis dari konteks historis dapat di pahami bahwa maqasidnya adalah tidak boleh mengganggu agama orang lain dan mencampur adukkan ajaran dan peribadatan. Dengan demikian maka tidak di perblehkan beribadah di tempat ibadah agama lain karena mengganggu agama lain serta dapat menimbulkan fitnah. Dari uraian ini maqasid ‘ammahnya adalah kebebasan beragama dan kerukunan antar umat beragama.
Tafsir Surah Al Kafirun
Penafsiran surat Al-Kafiru ialah:
Menurut Ibnu Jarir menukilkan dari sebaagian ahli bahasa Arab bahwa ungkapan yang sama pada surah ini termasuk dalam ungkapan untuk menguatkan atau menekankan sesuatu. Pendapat yang sama juga kemukakan oleh Ibnu Al Jauzy dari Ibnu Qutaibah.
Menurut al-Bukhari dan ahli tafsir lainya, bahwa maksud kalimat“aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah yang aku sembah” yaitu pada saat terdahulu.
Dan Dan maksud dari “aku tidak pernah menjadi penyembah tuhan yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah yang aku sembah” yaitu pada saat yang akan datang.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa larangan memcampur adukkan ajaran agama sangat di cegah secara keras. Serta perbuatan tidak dikukakn pada masa lalu dan masa yang akan datang.
Menurut Abu al-Abbas Ibnu Taimiyah maksud dari (aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah) adalah tidak melakukan perbuatan itu.
Sedangkan kata (dan aku tidak pernah menyembah apa yang kamu sembah), maksudnya adalah tidak menerima perbuatan tersebut secara keseluruhan. Jadi, maksudnya adalah tidak melakukan perbuatan itu dan tidak ada kemungkinan untuk melakukan hal itu.
Penafsiran surat al Kafirun yang lebih komprehensif, yaitu sebagaimana berikut ini:
- Ayat ke satu : “katakanlah: hai orang-orang kafir”kafir pada ini yang di maksud adalah seluruh orang-orang Quraisy.
- Ayat ke dua : “aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah” yaitu berupa patung-patung dan berhala-berhala.
- Ayat ke tiga “Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah” maksudnya yaitu Allah Yang Maha Esa, yang tidak memiliki sekutu. Kata maa disini tidak bermakana aslinya tetapi menggunakan makna man yaitu siapa atau orang.
- Ayat kelima “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang Kamu sembah” Maksudnya, Nabi SAW. Tidak akan mengikuti sembahan orang Kafir, melinkan akan tetap menyembah Allah dengan cara yang Allah cintai dan ridhai.
- ayat ke liama “Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Maksudnya, orang kafir tidak melaksanakan perintah Allah dan apapun yang telah Allah syari’atkan, yaitu dalam menyembah Allah.
- Ayat ke enam (untukmulah agamamu). Bukhari berkata adalah kekufuran (dan untukkulah agamaku). Huruf ya’ yang menunjukkanvarti “aku” pada kalimat agama “ku” dihapus, karena sebelumnya terdapat huruf “nun” pada kata “diin”.
Baca juga: Sumber Hukum Islam yang di Sepakati