Penulis: Najwa Ayunda Aszahra Mahasiswa IPS 2023 IAIN Ponorogo
Media Al Qur’an – Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus kita imani dan terapkan dalam kehidupan kita agar kita memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Nuzulul Qur’an artinya adalah turunnya Al-Qur’an. Turunnya Al-Qur’an untuk yang pertama kalinya biasa diperingati oleh umat islam yang dikemas dalam suatu acara ritual yang disebut dengan Nuzulul Qur’an. Turunnya Al-Qur’an untuk yang pertama kalinya merupakan tonggak sejarah munculnya satu syari’at baru dari agama tauhid yaitu agama Islam. Sebagai penyempurna dari agamaagama tauhid sebelumnya.Ayat-ayat Al-Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, namun secara bertahap-angsur sesuai dengan ketentuan yang ada.
Allah SWT menurunkan al-Qur’an kepada Rasul kita Muhammad saw. Untuk memberi pedoman kepada manusia. Turunnya al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang sangat besar dan sekaligus menyatakan kedudukannya bagi seluruh alam semesta. Turunnya al-Qur’an tahap pertama pada malam lailatul qadar, merupakan pemberitahuan kepada penghuni alam semesta, yang terdiri dari malaikatmalaikat akan kesejahteraan umat Muhammad saw. Turunnya al-Qur’an tahap kedua secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab samawi yang turun sebelumnya, al-Qur’an membawa pengaruh yang dahsyat, namun di sisilain menimbulkan keraguan terhadapnya, sebelum jelas bagi mereka tentang rahasia ilahi yang ada dibalik itu. Rasulullah saw. tidak menerima risalah agung ini sekaligus, kaumnya pun juga tidak semuanya puas dengan keberadaan risalah tersebut, disebabkan karena kebencian dan sikap permusuhan mereka, oleh karena itu wahyu pun turun secara bertahap untuk memperkuat hati Rasulullah SAW. dan menghiburnya kemudian membawanya untuk mengikuti peristiwa dan kejadiankejadian, sampai Allah menyempurnakan agamanya dan mencukupkan kenikmatannya.
Diturunkannya al-Qur’an secara bertahap, tentunya juga mengandung hikmah-hikmah yang dikehendaki oleh Allah swt.untuk kepentingan umat manusia. Dengan demikian, proses turunnya al-Qur’an (Nuzul al-Qur’an) merupakan pembahasan yang sangat penting dalam ilmu-ilmu al-Qur’an, bahkan boleh dikata inilah pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’an yang paling urgen secara secara keseluruhan, karena pengetahuan tentang Nuzul al-Qur’an adalah dasar untuk meyakini al-Qur’an itu sendiri, dan bahwasanya al-Qur’an adalah benar-benar firman Allah swt., juga dasar untuk mempercayai kenabian
Rasulullah saw. dan bahwasanya Islam itu benar.Kemudian Nuzul al-Qur’an merupakan pokok dari keseluruhan pembahasan-pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’an yang lain.
Proses Turunnya Al-Qur’an
Pada awal turunnya wahyu yang pertama (al Alaq 1-5) Muhammad saw. pada saat itu belum diangkat menjadi Rasul, dan hanya memiliki peran sebagai nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya. Sampai pada saat turunnya wahyu yang kedua barulah Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya, sesuai dengan adanya firman Allah: “Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan” (QS 74: 1-2). Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan berbagai macam reaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksireaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok: Pertama, Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran Al-Qur’an. Kedua, Sebagian besar masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur’an, karena pencurian mereka, keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang, atau karena adanya maksud tertentu dari satu golongan.
Periode selanjutnya sejarah turunnya al-Qur’an terjadi selama 8-9 tahun, pada masa ini terjadi pertarungan dahsyat antara kaum Islam dan Jahiliah. Kelompok yang menentang Islam menggunakan segala cara untuk menghalangi kemajuan dakwah Islam. Sehingga pada masa itu, ayat-ayat al-Qur’an di satu pihak, silih berganti turun menjelaskan tentang kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu. Sementara di pihak lain, ayat-ayat kecaman dan ancaman terus mengalir kepada kaum musyrik yang disahkan dari suatu kebenaran. Di sini terbukti bahwa ayat-ayat al-Qur’an telah mampu menahan paham-paham dari kaum jahiliah dari segala arah sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan dalam rasio dan alam pikiran sehat. Proses turunnya al-Qur’an terbagi dalam tiga tahapan:
- Turunnya al-Qur’an, baik itu dari Lauh al-Mahfuz ke langit dunia, maupun dari langit dunia kepada nabi Muhammad SAW.
- Turunnya al-Qur’an dari Lauh al-Mahfuz ke Bait al-‘Izzah (bagian dari langit dunia) secara sekaligus pada malam Lailah al-Qadr di bulan Turunnya al-Qur’an sebanyak 20 kali malam lailah al-Qadr dalam 20 tahun ke langit dunia, atau 23 kali dalam 23 tahun, atau 25 kali dalam 25 tahun.Pada tiap malam lailah al-Qadr diturunkan sesuai dengan ketentuan Allah pada tahun itu dan kemudian diturunkan secara permanen- angsur sepanjang tahun.
- Permulaan turunnya al-Qur’an pada malam Lailah al-Qadr. Kemudian diturunkan secara gradien-angsur dalam berbagai Dalil yang membuktikan keberadaan al-Qur’an telah turun secara sekaligus dan kemudian turun secara bertahap-angsur, adalah perbedaan makna “alTanzil” adalah bentuk2 masdar dari “dan “al-Inzal” masdar dari “أنزل .“Ahli bahasa telah membedakan antara makna “al-Tanzil” dan “al-Inzal” tersebut, bahwa “al-Tanzil” maknanya adalah apa yang diturunkan secara terpisah, sedangkan “al-Inzal” adalah apa yang diturunkan secara umum.
Manna al-Qattan menyebutkan, 4 proses turunnya al-Qur’an menurut pendapat yang kuat, bisa dibagi dua macam:
- Pertama, turunnya secara sekaligus pada malam lailah al-Qadr ke Bait al-‘Izzah, yaitu merupakan bagian dari langit dunia.
- Kedua, turunnya secara bertahap-angsur ke bumi yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril.
Proses Turunnya Al-Qur’an Kepada Nabi Muhammad SAW. 7 Menurut al-Qattan dalam bukunya
Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an, bahwa ada dua cara wahyu oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.yaitu:
- Datang menghampiri suara-suara seperti gerincingan bel dan suara yang sangat kuat yang mempengaruhi faktor kesadaran, hingga ia dengan segala kekuatannya siap menerima pengaruh itu, cara ini yang paling berat buat Rasulullah saw. dengan cara ini, maka ia mengumpulkan segala kekuatan kesadarannya untuk menerima, menghapal dan memahaminya.
- Malaikat menjelma kepada rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk manusia. Cara yang demikian itu lebih ringan dari cara yang sebelumnya, karena adanya keselarasan antara pembicara dan pendengar. Rasulullah saw.merasa senang sekali mendengar apa yang disampaikan oleh malaikat Jibril pembawa wahyu itu.
Kemudian timbul pertanyaan bagaimana komunikasi ini dapat terjadi, padahal terdapat perbedaan watak, karena perbedaan tingkat eksistensi? Jawabannya adalah adanya perubahan yang terjadi pada salah satu dari dua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, sehingga komunikasi dengan pihak lain dapat dipermudah. Pertama: Rasulullah saw. berubah dari status kemanusiaannya menjadi status malaikat, kemudian menerima wahyu dari Jibril. Kedua: malaikat Jibril mengubah dirinya untuk masuk ke status kemanusiaan, sehingga Rasulullah saw.dapat menerima wahyu dari Jibril.
Menurut Ibnu Khaldun sebagaimana yang dikutip oleh Khairon Nahdhiyyin, “dalam kaitannya dengan komunikasi antara Rasulullah saw. dengan Jibril. Adadua keadaan, pertama: Rasulullah saw. Melepaskan kodratnya sebagai manusia yangbersifat jasmani untuk berhubungan dengan malaikat yang bersifat rohani. Kedua: malaikat berubah dari wujud asli menjadi manusia.
KESIMPULAN
Nuzul Al-Qur’an maknanya adalah turunnya al-Qur’an, dalam pengertian “al-Qur’an” secara terminologi. Dan pembahasan Nuzul al-Qur’an adalah pembahasan tentang proses turunnya wahyu alQur’an kepada Rasulullah saw.Proses turunnya al-Qur’an dapat dibagi pada dua bagian: Pertama, turunnya secara sekaligus pada malam lailatul qadr ke langit dunia. Kedua, turunnya secara bertahap kepada Nabi saw. Melalui malaikat Jibril. Cara turunnya wahyu (al-Qur’an) kepada Rasulullah saw. Melalui perantaraan malaikat Jibril ada dua macam: 1) datang kepadanya suara seperti gerincingan lonceng dan suara yang sangat kuat. 2) malaikat menjelma kepada rasul sebagai seorang laki-laki dalam bentuk manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Badruddin Muhammad bin Abdillah al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, (Cet. III, Beirut; Dar al-Ma’rifah li al-Thiba’ah).
Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an (Kairo: Maktabah Wahbah, 2000),
Muhammad Abd al-Azhim al-Zarqaniy, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an , juz I (Beirut: Dar alFikr, 1998).